| Lada merupakan salah satu sumber bahan penyedap rasa masakan yang rasanya pedas mirip dengan cabai dan harganya yang semakin tinggi, Budidaya lada dapat meningkatkan nilai ekonomi dalam keluarga jika di lakukan sesuai dengan prosedur yang benar. Sikecil pedas ini juga sudah dibudidayakan sejak jaman dulu. di samping itu lada juga memiliki khasiat tersendiri untuk kesehatan tubuh kita. Lada sendiri terbagi menjadi berbagai macam jenis mulai dari lada hitam, lada putih, dan lada hijau. Pohon lada sendiri bisa tumbuh dengan ketinggian mencapai lebih dari 2 meter. Saat ini komoditas tanaman lada terbilang cukup bagus. Banyak orang yang mulai tertarik melakukan budidaya tanaman yang satu ini karena hasil yang didapat terbilang banyak.
Untuk memulai budidaya tanaman lada atau merica, terlebih dahulu harus mengenali karakteristik tanaman yang satu ini dengan baik, agar dapat melakukan penanaman dan perawatan yang sesuai, sehingga hasil yang didapat sesuai dengan yang diharapkan. PT. Natural Nusantara berupaya membantu meningkatkan produksi tersebut secara kuantitas, kualitas dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan (Aspek K-3). Berikut beberapa cara atau teknik budidaya tanaman lada :
SYARAT PERTUMBUHAN
1. Iklim - Curah hujan 2.000-3.000 mm/th,
- Cukup sinar matahari (10 jam sehari),
- Suhu udara 200C – 34 0C,
- Kelembaban udara 50% – 100% lengas nisbi dan optimal antara 60% – 80% RH,
- Terlindung dari tiupan angin yang terlalu kencang.
2. Media Tanam - Subur dan kaya bahan organik,
- Tidak tergenang atau terlalu kering,
- pH tanah 5,5-7,0,
- Warna tanah merah sampai merah kuning seperti Podsolik, Lateritic, Latosol dan Utisol,
- Kandungan humus tanah sedalam 1-2,5 m,
- Kelerengan/kemiringan lahan maksimal ± 300,
- Ketinggian tempat 300-1.100 m dpl.
PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
1. Pembibitan - Terjamin kemurnian jenis bibitnya,
- Berasal dari pohon induk yang sehat,
- Bebas dari hama dan penyakit,
- Berasal dari kebun induk produksi yang sudah berumur 10 bulan-3 tahun (Kebutuhan bibit ± 2.000 bibit tanaman perhektar).
- Bahan tanaman dapat berasal dari stek maupun biji.
a. Bahan bibit asal biji - Hanya dipakai kalau tidak ada lagi bahan stek karena biayanya sangat mahal,
- Bahan bibit diambilkan dari biji yang betul-betul sudah tua, dan dari buah yang terisolir yaitu buah-buah yang tandannya dibungkus pada waktu masih berupa bunga.
b. Bahan bibit asal stek Cara ini lazim dipergunakan karena mudah dan murah, Syarat-syarat bahan stek yang baik : - Berasal dari sulur panjat yang tumbuhnya keatas dan melekat pada pohon sandaran,
- Panjang stek sekurang-kurangnya 7 ruas (dapat diambil terus menerus dari satu tanaman),
- Stek diambil dari batang yang sudah agak mengayu dan dari tanaman yang sudah berumur ± 2 tahun,
- Pohon induk harus kuat, pertumbuhan bagus, dan daun berwarna hijau tua.
Persiapan Dan Penanaman Di Kebun. 1. Persiapan di kebun : Sediakan tiang-tiang pemanjat (pendukung). Tiang pemanjat ada 2 macam yaitu: - Tiang kayu/beton,
- Pohon hidup (dadap minyak, dadap duri).
- Tiang-tiang pemanjat ditanam dengan jarak 2,5 x 2,5 m,
- Lubang tanaman dibuat disekeliling tiang pemanjat dengan ukuran 50 x 50 x 50 cm,
- Apabila tanah miring buatlah teras-teras atau tanamlah tanaman penutup tanah,
- Pada tanah yang datar buatlah selokan-selokan pembuang air.
2. Penanaman di kebun : - Stek langsung ditanamkan pada lubang tanam yang telah dipersiapkan didekat tiang pemanjat,
- Bagian stek yang dimasukkan kedalam tanah adalah 4 buku/ruas,
- Stek diletakkan miring didekat permukaan tanah,
- Sebaiknya tanah galian terlebih dahulu dicampur dengan pupuk kandang/kompos secukupnya,
- Berilah pelindung pada stek yang baru ditanam tersebut.
2. Pengolahan Media Tanam (di sawah) a. Cangkul. Pembalikan tanah sedalam 20-30 cm, b. Taburkan kapur pertanian dan diamkan 3-4 minggu. Dosis kapur pertanian : - Pasir dan Lempung berpasir: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 0,9 ton/ha,
- Lempung: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 1,7 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 0,9 ton/ha,
- Lempung Berdebu: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 2,6 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 3,2 ton/ha,
- Lempung Liat: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 3,4 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 4,2 ton/ha,
- Cangkul 2, haluskan dan ratakan tanah.
3. Teknik Penanaman - Sistem penanaman adalah monokultur (jarak tanam 2m x 2m). Tetapi juga bisa ditanam dengan tanaman lain,
- Lubang tanam dibuat limas ukuran atas 40 cm x 35 cm, bawah 40 cm x 15 cm dan kedalaman 50 cm,
- Biarkan lubang tanam 10-15 hari barulah bibit ditanam,
- Waktu penanaman sebaiknya musim penghujan atau peralihan dari musim kemarau kemusim hujan, pukul 6.30 pagi atau 16.30-18.00 sore,
Cara penanaman : - Menghadapkan bagian yang ditumbuhi akar lekat kebawah, sedangkan bagian belakang (yang tidak ditumbuhi akar lekat) menghadap keatas,
- Taburkan pupuk kandang 0,75-100 gram/tanaman yang sudah dicampur NATURAL GLIO.
- Tutup lubang tanam dengan tanah galian bagian atas yang sudah dicampur pupuk dasar : NPK 20 gram/tanaman. Untuk tanah kurang subur ditambahkan 10 gram urea, 7 gram SP 36 dan 5 gram KCl per tanaman.
Segera setelah ditutup, disiram SUPERNASA : Alternatif 1 : 0,5 sendok makan/ 5 lt air per tanaman, Alternatif 2 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 20 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon. Pemberian SUPERNASA selanjutnya dapat diberikan setiap 3 – 4 bulan sekali.
PEMELIHARAAN TANAMAN 1. Pengikatan Sulur Panjat Panjatkan pada tiang panjat menggunakan tali. Ikatkan dengan dipilin dan dilipat hingga mudah lepas bila sulur tumbuh besar dan akar lekatnya sudah melekat pada tiang panjat, 2. Penyiangan dan Pembumbunan Penyiangan setiap 2-3 bulan sekali. Pembubunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan, 3. Perempalan Perempalan atau pemangkasan dilakukan pada: Batang, dahan, ranting yang tidak produktif, atau terserang hama dan penyakit. Pucuk/batang, karena tidak memiliki dahan yang produktif Batang yang sudah tua agar meremajakan tanaman menjadi muda kembali, 4. Pemupukan Susulan Penyemprotan POC NASA (4-5 tutup) atau POC NASA (3- 4 tutup) + HORMONIK (1 tutup) per tangki setiap 3 – 4 minggu sekali. Pupuk makro diberikan sebagai berikut : Umur (bln) | Pupuk makro (gram/pohon) | Urea | SP 36 | KCl | 3-4 | 35 | 15 | 20 | 4-5 | 35 | 20 | 25 | 5-6 | 35 | 25 | 30 | 6-17 | 35 | 30 | 35 |
5.Pengairan dan Penyiraman Pada musim kemarau penyiraman sehari sekali di sore hari. Pada musim hujan tidak boleh tergenang. 6. Pemberian Mulsa Usia 3-5 bulan, beri mulsa alami berupa dedaunan tanaman tahunan ataupun alang-alang, 7. Penggunaan Tajar (Ajir) Sebaiknya gunakan tajar mati dari bahan kayu. Pangkal tajar diruncingkan, bagian ujung dibuat cabang untuk menempatkan batang lada yang panjangnya telah melebihi tinggi tajar. Panjang tajar 2,5-3 m.
HAMA DAN PENYAKIT 1. Hama - Hama Penggerek Batang (Laphobaris Piperis) Ciri: berwarna hitam, ukuran 3-5 mm. Serangga dewasa lebih suka menyerang bunga, pucuk daun dan cabang-cabang muda. Akibat lain bila Nimfanya (serangga muda) berupa ulat akan menggerek batang dan cabang tanaman. Pengendalian: memotong cabang batang; penyemprotan PESTONA.
- Hama bunga Ciri: Serangga dewasa berwarna hitam, sayap seperti jala, terdapat tonjolan pada punggungnya, ukuran panjang tubuh 4,5 mm dan lebar 3 mm. Gejala: serangga dewasa/nimfanya menyerang bunga berakibat bunga rusak dan menimbulkan kegagalan pembuahan, siklus hidupnya sekitar 1 bulan. Pengendalian: penyemprotan PESTONA, serta dapat juga dilakukan pemotongan pada tandan bunga.
- Hama buah Ciri: serangga berwarna hijau kecoklatan, nimfanya tidak bersayap, berwarna bening dan empat kali ganti kulit. Serangga dewasa atau nimfanya menyerang buah sehingga isi buah kosong. Telurnya biasa diletakkan pada permukaan daun atau pada tandan buah, siklus hidupnya sekitar 6 bulan. Pengendalian: musnahkan telur dipermukaan daun, cabang, dan yang ada pada tandan buah. Gunakan PESTONA.
2. Penyakit - Penyakit busuk pangkal batang (BPP) Penyebab: jamur Phytopthora Palmivora Var Piperis. Gejala: awal serangan sulit diketahui. Bagian yang mulai terserang pada pangkal batang memperlihatkan garis-garis coklat kehitaman dibawah kulit batang. Daun berubah warna menjadi layu (berwarna kuning). Pencegahan : penanaman jenis lada tahan penyakit BPB. Pemberian Natural Glio sebelum dan sesudah tanam.
- Penyakit kuning Penyebab: tidak terpenuhinya berbagai persyaratan agronomis serta serangan cacing halus (Nematoda) Radhophalus similis yang mungkin berasosiasi dengan nematoda lain seperti Heterodera SP, M incognita dan Rotylenchus Similis. Gejala: menyerang akar tanaman lada, ditandai menguningnya daun lada, akar rambut mati, membusuk dan berwarna hitam. Cepat lambatnya gejala daun menguning tergantung berat ringannya infeksi dan kesuburan tanaman. Pengendalian: Pemberian pupuk kandang, pengapuran, pemupukan tepat dan seimbang, pemberian Natural Glio sebelum dan sesudah tanam.
- Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki. Penyemprotan herbisida (untuk gulma) agar lebih efektif dan efisien dapat di campur Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
PANEN 1. Ciri dan Umur Panen Panen pertama umur tiga tahun atau kurang. Ciri-ciri: tangkainya berubah agak kuning dan sudah ada buah yang masak (berwarna kuning atau merah), 2. Cara Panen Pemetikan dari buah bagian bawah hingga buah bagian atas, dengan mematahkan persendian tangkai buah yang ada diketiak dahan, 3. Periode Panen Periode panen sesuai iklim setempat, jenis lada yang ditanam dan intensitas pemeliharaan. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar