Harga | Harga Hubungi Kami |
---|---|
Stok | Tersedia |
Sengon atau albasia adalah jenis kayu yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi. Pohon sengon mampu mencapai tinggi sekitar 30-45 meter dengan diameter sebesar 70-80 cm. Kayu sengon memiliki banyak manfaat untuk kebutuhan sehari-hari, seperti tiang bangunan rumah, pagar, perabotan rumah tangga, tangkai korek api, kertas dan lain sebagainya. Pohon sengon memiliki prospek bisnis yang cukup bagus. Kebutuhan akan pohon sengon mencapai lebih dari 500.000 m3 per tahun. Selain itu, terdapat jaminan pemasaran yang memungkinkan sengon memiliki harga jual yang tinggi baik di dalam maupun luar negeri. Dengan semangat ramah lingkungan, berikut ini adalah cara budidaya pohon sengon. PT. Natural Nusantara berperan dalam meningkatkan Kuantitas, Kualitas dan Kelestarian terhadap lingkungan pada budidaya sengon. HABITAT SENGON 1. Tanah Tanaman Sengon dapat tumbuh baik pada tanah regosol, aluvial, dan latosol yang bertekstur lempung berpasir atau lempung berdebu dengan kemasaman tanah sekitar pH 6-7. 2. Iklim Ketinggian tempat yang optimal untuk tanaman sengon antara 0 – 800 m dpl. Walapun demikian tanaman sengon ini masih dapat tumbuh sampai ketinggian 1500 m di atas permukaan laut. Sengon termasuk jenis tanaman tropis, sehingga untuk tumbuhnya memerlukan suhu sekitar 18 ° – 27 °C. 2. Curah Hujan Curah hujan mempunyai beberapa fungsi untuk tanaman, diantaranya sebagai pelarut zat nutrisi, pembentuk gula dan pati, sarana transpor hara dalam tanaman, pertumbuhan sel dan pembentukan enzim, dan menjaga stabilitas suhu. Tanaman sengon membutuhkan batas curah hujan minimum yang sesuai, yaitu 15 hari hujan dalam 4 bulan terkering, namun juga tidak terlalu basah, dan memiliki curah hujan tahunan yang berkisar antara 2000 – 4000 mm. Kelembaban juga mempengaruhi setiap tanaman. Reaksi setiap tanaman terhadap kelembaban tergantung pada jenis tanaman itu sendiri. Tanaman sengon membutuhkan kelembaban sekitar 50%-75%. Pohon sengon merupakan pohon yang serba guna. Dari mulai daun hingga perakarannya dapat dimanfaatkan untuk beragam keperluan. 3. Daun Daun Sengon, sebagaimana famili Mimosaceae lainnya merupakan pakan ternak yang sangat baik dan mengandung protein tinggi. Jenis ternak seperti sapi, kerbau, dfan kambingmenyukai daun sengon tersebut. 4. Perakaran Sistem perakaran sengon banyak mengandung nodul akar sebagai hasil simbiosis dengan bakteri Rhizobium. Hal ini menguntungkan bagi akar dan sekitarnya. Keberadaan nodul akar dapat membantu porositas tanah dan openyediaan unsur nitrogen dalam tanah. Dengan demikian pohon sengon dapat membuat tanah disekitarnya menjadi lebih subur. Selanjutnya tanah ini dapat ditanami dengan tanaman palawija sehingga mampu meningkatkan pendapatan petani penggarapnya. 5. Kayu Bagian yang memberikan manfaat yang paling besar dari pohon sengon adalah batang kayunya. Dengan harga yang cukup menggiurkan saat ini sengon banyak diusahakan untuk berbagai keperluan dalam bentuk kayu olahan berupa papan papan dengan ukuran tertentu sebagai bahan baku pembuat peti, papan penyekat, pengecoran semen dalam kontruksi, industri korek api, pensil, papan partikel, bahan baku industri pulp kertas dll. PEMBIBITAN SENGON a). Benih Pada umumnya tanaman sengon diperbanyak dengan bijinya. Biji sengon yang dijadikan benih harus terjamin mutunya. Benih yang baik adalah benih yang berasal dari induk tanaman sengon yang memiliki sifat-sifat genetik yang baik, bentuk fisiknya tegak lurus dan tegar, tidak menjadi inang dari hama ataupun penyakit. Ciri-ciri penampakan benih sengon yang baik sebagai berikut :
Selain penampakan visual tersebut, juga perlu diperhatikan daya tumbuh dan daya hidupnya, dengan memeriksa kondisi lembaga dan cadangan makanannya dengan mengupas benih tersebut. Jika lembaganya masih utuh dan cukup besar, maka daya tumbuhnya tinggi. b). Kebutuhan Benih Jumlah benih sengon yang dibutuhkan untuk luas lahan yang hendak ditanami dapat dihitung dengan menggunakan rumus perhitungan sederhana berikut : Keterangan :
c). Perlakuan benih Sehubungan dengan biji sengon memiliki kulit yang liat dan tebal serta segera berkecambah apabila dalam keadaan lembab, maka sebelum benih disemaikan , sebaiknya dilakukan treatment guna membangun perkecambahan benih tersebut, yaitu : Benih direndam dalam air panas mendidih (80 C) selama 15 – 30 menit. Setelah itu, benih direndam kembali dalam air dingin sekitar 24 jam, lalu ditiriskan. untuk selanjutnya benih siap untuk disemaikan. d). Pemilihan Lokasi Persemaian Keberhasilan persemaian benih sengon ditentukan oleh ketepatan dalam pemilihan tempat. Oleh karena itu perlu diperhatikan beberapa persyaratan memilih tempat persemaian sebagai berikut:
e). Langkah-Langkah Penyemaian Benih Sengon Terlepas dari kegiatan pembangunan dan penyediaan sarana dan prasarana pendukung maka langkah-langkah penyemaian benih dapat dibagi benjadi tahap – tahap kegiatan sebagai berikut: a) Penaburan Kegiatan penaburan dilakukan dengan maksud untuk memperoleh prosentase kecambah yang maksimal dan menghasilkan kecambah yang sehat. Kualitas kecambah ini akan mendukung terhadap pertumbuhan bibit tanaman, kecambah yang baik akan menghasilkan bibit yang baik pula dan hal ini akan dapat membentuk tegakan yang berkualitas. Bahan dan alat yang perlu diperhatikan dalam kegiatan penaburan adalah sebagai berikut :
Teknik pelaksanaan, bedeng tabur dibuat dari bahan kayu/bambu dengan atap rumbia dengan ukuran bak tabur 5 x 1 m ukuran tinggi naungan depan 75 cm belakang 50 cm.. kemudian bedeng tabur disi dengan media tabur setebal 10 cm, usahakan agar media tabur ini bebas dari kotoran/sampah untuk menghindari timbulnya penyakit pada kecambah. Penaburan benih pada media tabur dilakukan setelah benih mendapat perlakuan guna mempercepat proses berkecambah dan memperoleh prosen kecambah yang maksimal. Penaburaan dilakukan pada waktu pagi hari atau sore hari untuk menghindari terjadinya penguapan yang berlebihan. Penaburan ini ditempatkan pada larikan yang sudah dibuat sebelumnya, ukuran larikan tabur ini berjara 5 cm antar larikan dengan kedalaman kira – kira 2,0 cm. Usahakan benih tidak saling tumpang tindih agar pertumbuhan kecambah tidak bertumpuk. Setelah kecambah berumur 7 – 10 hari maka kecambah siap untuk dilakukan penyapihan. PENYAPIHAN BIBIT Langkah-langkah kegiatan penyapihan bibit antara lain adalah :
c) Pemeliharaan Pemeliharaan yang dilakukan terhadap bibit dipersemaian adalah sebagai berikut : PENYIRAMAN Penyiraman yang optimum akan memberikan pertumbuhan yang optimum pada semai / bibit. Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari maupun siang hari dengan menggunakan nozle. Selanjutnya pada kondisi tertentu, penyiraman dapat dilakukan lebih banyak dari keadaan normal, yaitu pada saat bibit baru dipindah dari naungan ke areal terbuka dan hari yang panas. PEMUPUKAN Pemupukan dilakukan dengan menggunakan larutan “gir”. Adapun pembuatan larutan “gir” adalah sebagai berikut :
PENYULAMAN Penyulaman dilakukan apabila bibit ada yang mati dan perlu dilakukan dengan segera agar bibit sulaman tidak tertinggal jauh dengan bibit lainnya. PENYIANGAN Penyiangan terhadap gulma, dilakukan dengan mencabut satu per satu dan bila perlu dibantu dengan alat pencungkil, namun dilakukan hati –hati agar jangan sampai akar bibit terganggu. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT Beberapa hama yang biasa menyerang bibit adalah semut, tikus rayap, dan cacing, sedangkan yang tergolong penyakit ialah kerusakan bibit yang disebabkan oleh cendawan. Untuk mengatasi serangan cendawan atau jamur pada tanaman bibit sengon bisa diantisipasi pada saat awal pembenihan. Caranya dengan menggunakan NATURAL GLIO, merupakan produk pengendali hama & penyakit tanaman dari PT. Natural Nusantara. NATURAL GLIO mampu menghancurkan inokulum sumber infeksi penyakit tanaman, mencegah sumber infeksi penyakit menyebar kembali dengan kolonisasi tanah oleh NATURAL GLIO, mampu melindungi perkecambahan biji dan akar-akar tanaman dari sumber infeksi penyakit, aman terhadap lingkungan, manusia dan hewan, selaras dengan keseimbangan alam, mudah dan murah. NATURAL GLIO bersifat Hiperparasit terhadap pathogen penyakit tanaman, sehingga terjadi persaingan tempat hidup dan nutrisi. NATURAL GLIO mengeluarkan zat antibiotik yaitu Gliovirin dan Viridin yang akan mematikan pathogen penyebab penyakit tanaman dan NATURAL GLIO ini akan berkembang terus mengkolonisasi melindungi tanaman dari gangguan pathogen. Petunjuk Aplikasi : 1 bungkus GLIO dicampur pupuk kandang/kompos 25-50 kg, diamkan kurang lebih 1 minggu dalam kondisi lembab, baru kemudian digunakan sebagai pupuk dasar. Untuk tanaman yang sudah terinfeksi penyakit, jika terjadi gejala serangan pathogen, maka 1 bungkus GLIO dicampur pupuk kandang matang atau kompos 2-3 kg lalu diamkan kurang lebih 1 minggu baru digunakan. Dosis 2-3 sendok makan pada tanaman terserang. 1. Seleksi bibit Kegiatan seleksi bibit merupakan kegiatan yang dilakukan sebelum bibit dimutasikan kelapangan, maksudnya yaitu mengelompokan bibit yang baik dari bibit yang kurang baik pertumbuhannya. Bibit yang baik merupakan prioritas pertama yang bisa dimutasikan kelapangan untuk ditanam sedangkan bibit yang kurang baik pertumbuhannya dilakukan pemeliharaan yang lebih intensip guna memacu pertumbuhan bibit sehingga diharapkan pada saat waktu tanam tiba kondisi bibit mempunyai kualitas yang merata. 2. Penyiapan Lahan Penyiapan lahan pada prinsipnya membebaskan lahan dari tumbuhan pengganggu atau komponen lain dengan maksud untuk memberikan ruang tumbuh kepada tanaman yang akan dibudidayakan. Cara pelaksanaan penyiapan lahan digolongkan menjadi 3 cara, yaitu cara mekanik, semi mekanik dan manual. Jenis kegiatannya terbagi menjadi dua tahap ; Pembersihan lahan, yaitu berupa kegiatan penebasan terhadap semak belukar dan padang rumput. Selanjutnya ditumpuk pada tempat tertentu agar tidak mengganggu ruang tumbuh tanaman dan Pengolahan tanah, dimaksudkan untuk memperbaiki struktur tanah dengan cara mencanggkul atau membajak (sesuai dengan kebutuhan). 3. Penanaman Jenis kegiatan yang dilakukan berupa :
4. Pemeliharaan Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan berupa kegiatan :
Penebangan kayu hutan yang mulai diberlakukan diseluruh dunia akan menyebabkan tingkat permintaan dan harga jual kayu sengon meningkat pesat. Saat ini PT. Natural Nusantara telah mengeluarkan 2 produk unggulan sebagai penyempurnaan produk sebelumnya, yaitu Pupuk Organik Serbuk Greenstar dan Supernasa Granule Modern. Pupuk Organik Serbuk Greenstar dikemas dengan sangat praktis dan ekonomis. Serta dalam produk Greenstar tersebut sudah terkandung unsur yang ada pada produk POC NASA dan HORMONIK. Dan pupuk organik Supernasa Granule Modern juga dikemas dalam bentuk granule yang mantap sehingga lebih praktis dalam aplikasinya serta harganya lebih ekonomis. | |
Teknis Budidaya Tanaman Sengon
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar